Posted in Kekerasan, Nc 21, Sex

[Twoshoot] Entangled Part 1-2

ent

Author : lightmover0488
Main Cast : Kai , Lee Haru (OC)
Support cast : Park Chanyeol , Han Jinha (OC)
Genre : NC21, Sex, Kekerasan
Length : Twoshoot
Disclaimer : HANYA FIKTIF BELAKA. JANGAN DIANGGAP SERIUS DAN DITIRU. DILARANG MEMPUBLISH TANPA IJIN. TERIMAKASIH. Jadilah Penulis yang jujur dan bisa menciptakan Karya – karya indah dari Otak KALIAN sendiri.
= DILARANG KERAS BAGI KALIAN YANG MASIH DIBAWAH UMUR! =

 * HappyKaiDay *

ENJOY!

 

.
Lee Haru, seorang gadis cantik berumur 24 tahun itu masih bertanya – tanya pada sahabatnya–Han Jinha yang sedang membawanya ke suatu tempat. Kata Jinha itu adalah sebuah bar di pinggiran kota seoul dan minggu lalu dia sudah berjanji akan melakukan sesuatu di bar tersebut dengan seorang pria? Heol, sebenarnya Haru sering bermain – main di bar tapi jelas – jelas itu hanya sekedar minum – minum dan berkumpul dengan teman – temannya. Namun sejak seminggu lalu, Jinha terus saja bercerita tentang bar yang di sebut – sebut akan membawa kenikmatan semata? Sepertinya Jinha terlalu bergaul dengan sangat liar, lihat saja di antara teman – temannya Jinha lah yang sudah tidak virgin lagi.
Masih sangat penasaran dengan tempat apa yang akan dituju Jinha, Haru yang duduk di sampingnya hanya terdiam sambil bermain dengan ponselnya.
“Apakah kau tidak akan ikut?” Tanya Jinha seraya mengecilkan volume musik rock yang sedang ia dengarkan, tanktop hitam dengan rok mini yang menutupi tubuhnya sudah menggambarkan bahwa Jinha akan melakukan sex lagi di bar.
“No..”
“Ya, kau terlalu naif haru-ya, bahkan jaman sekarang kau susah sekali menjumpai gadis yang masih virgin.. Sepertimu,”
Whatever, Jinha-ya.. aku sudah mengatakannya aku hanya menemanimu saja oke?”
Jinha tidak lantas menyerah, dia kemudian mengambil sebuah map berwarna kuning lalu meletakkannya ke atas paha Haru.
“What is this?”
Open it, babe..” Jinha cengengesan dengan matanya yang tidak lepas menatap jalanan gelap seoul karena ini sudah jam 10 malam.
Haru membuka map tersebut dan matanya langsung menangkap kata “Sadomasokism Agreement” tercetak dengan hurup besar di atasnya. Tanpa membacanya lebih lanjut, Haru menutupnya sambil mendengus kasar.
“Ya! Apakah kau akan mengikuti jejak Anastasia steele?”
Jinha mengerutan dahi tidak paham.
Fifty shades of grey,” Haru memutar bola matanya kemudian menaruh map yang berisi persetujuan antara sadistik dan masokisnya ke dasbor mobil.
“Ah,” Jinha lantas terbahak, dia ingat pernah menonton film itu bersama dengan haru setahun lalu dan dia tidak menyangka akan menjalaninya di kehidupan nyata. Aigo.. ini sebenarnya bujukan dari Yifan temannya yang berteman dengan pemilik bar sekaligus pemilik klinik Sadomasokisnya yang sudah berdiri sejak 2 tahun lalu. Dan sebagian teman wanitanya juga sudah ada yang merasakannya bahkan sampai kecanduan.
“Kau senang?” Tanya Haru, dia tidak menyangka sahabatnya ini pengidap masokisme seksual.
“Ya.. ini tidak seperti yang kau bayangkan. Aku bukannya penikmat, hanya saja… ingin tahu rasanya,”
“Berhati – hatilah,”
Jinha tertawa renyah kemudian menggelengkan kepalanya, “Aku tidak akan mati ditangan sadistik itu, Haru-ya..”

 

+Entangled+

 

Sadomasokis sebenarnya adalah gabungan dari dua kata yaitu sadis dan masokis. Tindakan seksual dengan cara menyiksa, menjerat dan mempermalukan Lawan seksualnya agar mendapatkan rangsangan seksual pada dirinya sendiri. Seorang sadism nyatanya memperoleh kepuasan seksual melalui jeritan dan teriakan pasangan yang bersedia menjadi masokhisnya atau memang sudah menderita Masokhistik karena siksaan fisik yang dilakukannya selama berhubungan seksual. Pada umumnya, penderita sadism adalah laki-laki, sedangkan efek perilaku sadism secara perlahan akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis pasangan wanitanya. Dalam kondisi kesakitan oleh pukulan atau tamparan bahkan jeratan oleh pria sadism, si wanita akan memperoleh kesempatan untuk mengalami kepuasan atau kenikmatan seksual, maka dari itu pengulangan pengalaman tersebut kadangkala akan mengakibatkan wanita pasangan pria sadism menderita machochism atau masokis.

Kai, adalah seorang sadism kelas II yaitu bertindak berdasarkan dorongan sadistik dengan pasangan masokhisnya yang telah saling bersepakat (masokis atau bukan). Dan Kai sudah menjalankan praktik sadomasokhisnya sejak 2 tahun lalu, sejak ayahnya memberikan sebuah bar mewah di daerah Seocho-gu. Awal dari kisah hidup Kai yang seperti seorang pengidap kelainan ini sekitar 3 tahun lalu. Kekasihnya adalah seorang pengidap masokhis jauh sebelum dirinya. Namun saat Kai sudah kecanduan menjadi seorang Sadistik, Elfazra Jung, Gadis cantik berdarah Korea dan uzbekistan itu meninggalkannya begitu saja. Dan sampai sekarang, Kai benar – benar tidak pernah tau kabar dari mantan kekasihnya tersebut. Menurut selentingan yang dibicarakan teman – teman Kai, kekasihnya sudah menetap di New York dengan bersuamikan pria kaya asal Jepang.
“Kai-ah,” Park Chanyeol, Pria tampan pelanggan tetap barnya sekaligus temannya melambaikan tangannya pada Kai yang sedang duduk di sofa kebesarannya. Jarang – jarang ada yang bisa memasuki rumah mewah yang berada tepat di bawah bar nya sendiri. Rumah bergaya eropa yang berisi material super mahal terhias hampir di setiap sudut ruangannya. Namun sayangnya rumah itu terlihat terlalu sunyi dan dingin. Mungkin karena hanya Kai yang tinggal sendirian disini.
“Kau sedang tidak ada klien?” Tanya Chanyeol kemudian langsung mengambil gelas wine di meja.
“Sebentar lagi dia datang,”
“Han Jinha?”
Kai melirik Chanyeol, wajahnya yang pada dasarnya memang sangat dingin tambah menyeramkan saat menatap temannya itu, tapi Chanyeol sudah biasa menghadapinya.
“Waaah.. dia gadis ter-hot di kampus sebelah, jangan jatuh cinta padanya, Teman..” Chanyeol cengengesan kemudian teringat sesuatu, “Aku tidak begitu paham dengan Elfa Nuna, tapi tidakkah dia sedikit mirip dengannya?” Chanyeol menyodorkan ponselnya kemudian menunjuk seorang gadis. Bukan menunjuk wajah Jinha, melainkan gadis di sampingnya yang sedang memasuki mobil milik Jinha tersebut, rambutnya panjang terurai sampai pinggang. Wajahnya sungguh sangat oriental, sama seperti Elfa mantan kekasih Kai. Baru saja Chanyeol mendapatkan foto itu dari penggemar Jinha yang selalu mengikuti kegiatan gadis itu.
“Aku pikir gadis ini akan menemani Jinha kesini,” Lanjut Chanyeol saat Kai tidak juga menanggapi kata – katanya, hanya saja wajahnya sedikit berubah saat melihat, Lee Haru.

 

+Entangled+

“Chanyeol-ah..” Kai memanggil Chanyeol yang berjalan di sebelahnya saat mereka berdua memutuskan untuk keluar dari rumah dan lebih memilih bersenang – senang di bar yang super mewah itu.
“Bisakah kau mengurus Jinha?”
Mwo?” Chanyeol sontak berseru di sebelah telinga Kai, sekeras – kerasnya Chanyeol berseru. Orang – orang disekitarnya tidak akan terganggu karena musik underground yang berdentum sangat keras.
“Apakah itu teman Jinha yang katamu mirip dengan Elfa?”
Kai menunjuk 2 orang gadis yang baru memasuki bar menggunakan dagunya. Chanyeol sontak ikut mencari sosok Jinha dikerumunan lalu menajamkan indra penglihatannya.
“Ah.. iya itu orangnya. Lalu aku akan apakan Jinha?” Chanyeol masih tidak memahami perkataan Kai
“Bukankah kau pernah melihatku menyiksa banyak gadis? Bawalah Jinha ke ruangan biasa dan kau yang melakukan–”
“Aku bukan sadistik sepertimu!”
Kai menatap Chanyeol dengan mata tajamnya, “Tapi kau sering melakukannya dengan berbagai wanita. Itu sama saja.. gunakan sex toys apapun yang kau mau dan hajar dia,”
Chanyeol mengangakan mulutnya beberapa detik lamanya sampai Kai pergi dari hadapannya, “YAK! BAGAIMANA BISA AKU MELAKUKANNYA! BUKANKAH PERJANJIANNYA SUDAH KAU TANDATANGANI DENGANNYA!” Chanyeol berjalan gontai menuju Kai lalu menarik lengannya.
“Tidak masalah siapa yang melakukannya yang penting dia bisa puas dengan service mu, Yeol.. aku akan mengirimkan uangnya 2X lipat ke rekeningmu,”  Kemudian tanpa mengubah raut wajah datarnya, Kai kembali berjalan menuju Haru yang sekarang sedang duduk sendirian di mini bar yang sedikit remang, hanya ditemani seorang bartender tampan disana.
Pertama – tama, Kai terduduk di sebelah Haru dengan sebelumnya menatap bartender agar menutup mulut tentang identitasnya. Haru hanya melirik Kai sekilas, kemudian menerima segelas tequila dan ia mainkan di antara jari – jarinya.
“Sedang sendirian?” Tanya Kai melancarkan aksinya. Damn, Kai pikir dia benar – benar bisa melihat sosok Elfa di depan matanya setelah bertahun – tahun lamanya. Apakah Kai merindukan mantannya tersebut? Jawabannya, t.i.d.a.k.
Tidak ada rasa cinta tersisa untuk Elfa meskipun besarnya hanya setitik spermanya saja. Kai membenci Elfa. Kai ingin menghancurkan Elfa seperti gadis itu telah menghancurkan hati dan hidupnya.
Aniyo. Aku sedang menunggu temanku…”
“Temanmu?”
Haru tidak tau cara mengatakan yang sebenarnya pada Kai, bukankah praktek sexual seperti itu tidak banyak orang yang mengetahuinya?
“Ah, dia meninggalkanku disini dengan pria lain,”
Kai lalu tersenyum sangat menawan membuat Haru seperti ingin tersedak Tequila yang sedang ia minum. Bagaimana bisa ada Pria super tampan sekaligus sexy sedang berbicara padanya?
“Lalu kenapa kau hanya berdiam diri saja dsini?”
“Aku…”
“Sebenarnya aku sedang mengadakan pesta dengan teman – temanku di bawah, apakah kau ingin bergabung?”
“Oh..” Haru berkedip 2 kali karena tidak menyangka dengan ajakan pria tampan itu. Sebenarnya dia ingin menunggu Jinha disini saja tapi..
“Ayolah,” Kai menarik tangan Haru yang langsung membuatnya bergetar hebat. Dia benar – benar menginginkan gadis itu. Dan Haru tentu saja tidak ada waktu untuk menolak tarikan tangan Kai.

 

+Entangled+

“Woah.. pemilik rumah ini pasti sangat kaya raya,” Haru berkomentar sesampainya dia di dalam rumah Kai.
“Ini rumah temanku,”
“Lalu dimana pestanya?” Tanpa curiga sedikitpun Haru bertanya dengan wajah super polos membuat Kai menyeringai di dalam hati.
“Disana,” Kai menarik lagi tangan Haru, berjalan menuju pintu seperti pintu lift kemudian menekan tombol A2. Haru disampingnya sedang berusaha melepaskan pegangan Kai karena ia rasa Kai menggenggamnya terlalu kuat. Namun, Tidak seperti yang diharapkan Haru, Kai justru semakin mencengkramnya sangat kuat.
“Siapa namamu?” Tanya Kai saat merasakan tangan Haru mendingin.
“Ya.. lepaskan aku,” Haru meringis kesakitan, lebih berusaha keras menarik tangannya seraya mendongak menatap Kai yang entah sejak kapan berubah menjadi sangat menyeramkan. Haru berpikir keras, apakah benar pria yang ada dihadapannya adalah pria yang tersenyum di mini bar tadi?
Tidak. Haru rasa dia sudah berhalusinasi.
Gadis yang sedang mengenakan kemeja putih dengan rok yang menjuntai beberapa centi diatas lututnya memang sulit mengingat wajah seseorang saat baru pertama kali bertemu, tapi Haru rasa Pria yang sedang berwajah dingin ini adalah yang tadi ia temui. Hah, Haru rasa dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Kenapa ia bisa terjerat oleh pesona pria tampan itu?
Dengan tangan kanannya, Haru kemudian menekan – nekan tombol 1 di sebelah pintu yang sekarang sedang bergerak terbuka Namun Kai menariknya sampai memasuki sebuah ruangan lagi.
“Ya.. Chakaman–” Haru hampir terjatuh saat Kai menyeretnya ke ruangan yang jauh lebih dingin dari sebelumnya. Haru memijati pergelangan tangannya yang kebas sambil menatap Kai ngeri. Pria itu sedang mengunci pintu dengan membuang kuncinya ke sembarang arah.
“Kau belum menjawab pertanyaanku,” Kai berkata sangat dingin dan itu membuat Haru tiba – tiba dihinggapi perasaan takut. Matanya jelalatan ke seluruh ruangan yang tidak terdapat ventilasi satu pun itu. Tubuhnya langsung menegang, dia tidak begitu paham tempat macam apa ini tapi setelah melihat berbagai macam cambuk di sebuah lemari kaca serta beberapa jenis tali yang menggantung di tiang – tiang ruangan Haru sontak mengerti siapa pria yang berada di hadapannya.
“Apakah kau.. pria yang–” Haru memundurkan tubuhnya saat Kai berjalan gontai ke arahnya, bahkan dia sampai tidak sanggup melanjutkan kata – katanya yang sempat tersangkut di kerongkongan.
Nafas Haru tercekat, wajah Kai hanya sekitar 15 cm dari wajahnya dan itu membuatnya tidak bisa bernafas karena takut. Kedua tangannya terus saja memilin – milin kemejanya dengan bergetar.
“Lee–Lee Haru..” Suara Haru terdengar sangat bergetar di telinga Kai. Namun hal itu justru membuat pria sadistik itu tertawa bahagia di dalam hati. Lalu sebelah tangannya mengelus pipi Haru dengan menatap lekat wajah gadis itu lebih dekat.
Hidung yang mancung dan ramping, garis rahang tegas, matanya cemerlang dengan double eyelid yang menawan, apalagi bibir merah muda yang dilapisi lipstik yang serupa. Kai benar – benar ingin segera menerkamnya.
“Kau mirip dengan seseorang yang kukenal,” Kata Kai menyeringai lagi kemudian matanya menyapu tubuh Haru dari leher sampai kaki kembali ke bagian dadanya. Kedua tangannya dengan kurangajar lantas bertengger di kedua payudara Haru, “Tapi punyamu lebih besar–”

Plakk

Haru menampar pipi kiri Kai dengan kencang kemudian mundur beberapa langkah, “Kenapa kau menyentuhku! Dasar brengsek!” Setelah mengumpat pada Kai, Haru dengan kaki yang masih lemas berjalan melewati Kai Kemudian matanya mencari kunci yang tadi dilempar pria mesum itu. Tidak mengetahui bahwa aura Kai sudah berubah menjadi yang terparah. Rahangnya mengeras dengan sorotan mata tajamnya yang bisa menohok siapa saja yang melihatnya. Dia tidak pernah sekalipun di tampar oleh seorang Gadis sebelumnya.

Haru masih sibuk merunduk mencari kunci tadi dengan mata nya yang memancarkan kepanikan hebat, “Kau tidak akan bisa keluar dari sini, Nona Lee,” Suara Kai lantas membuat Bulu kuduk Haru meremang. Tanpa berbalik badan Gadis itupun mendapat ide, Dikeluarkannya sebuah ponsel dari dalam tas selempangnya ingin menghubungi Jinha. Namun sebelum sempat menghidupkan lockscreennya, tiba – tiba tangan Kai mengambilnya secara paksa.
“YA! Sebenarnya apa yang ingin kau lakukan!” Seru Haru kehilangan kesabarannya. Bahkan dia sangat terkejut dengan suara lantangnya barusan yang membuat Bibir Kai tertarik keatas.
Setelah mematikan ponsel Haru dan meletakkannya di atas sebuah lemari, Kai pun berjalan maju ke arah Haru lebih dekat, melepaskan kancing kemejanya satu persatu, “Aku.. ingin mendengar teriakanmu, sayang..”
Haru tidak kuasa mengeluarkan sepatah katapun, Tubuh Kai kini sudah memepet tubuh mungilnya pada pintu yang sangat dingin tersebut, “Ke–kenapa kau melakukannya..kep–”
“Hm.. hanya merindukan mantan kekasihku. Kau benar – benar mengingatkanku padanya,” Kai berkata dengan jarak super dekat, kemudian mengelus pipi Haru menggunakan jari – jarinya. Sungguh tidak sabar ingin menyakiti gadis di hadapannya ini.
“Lepaskan aku..” Cicit Haru dengan suara pelan saat bibir kai mengecup singkat bibirnya. Seluruh tubuhnya benar – benar gemetaran.
“Haru-ssi, aku akan melepaskanmu..” Tangan Kai melepaskan tas selempang Haru, “Setelah aku berpuas – puas menyiksa tubuhmu,” Tangan Kai lalu mencengkram kerah kemeja Haru, gadis itu hanya mampu tercengang saking shocknya dengan perkataan Kai. Namun saat dia merasakan Tangan Kai merobek kemejanya, Haru sontak gelagapan. Tangangannya yang jauh lebih kecil dari Kai berusaha melepaskan tangan kurangajar pria itu namun Kai justru menyambar bibirnya begitu saja sampai belakang kepalanya membentur pintu yang keras itu.
Haru menjerit tertahan, suaranya hanya terkurung sampai kerongkongan. Bukan karena rasa sakit di kepala belakangnya melainkan bibirnya yang sedang di gigit oleh Kai. Kedua tangan Haru kini sibuk menahan pergerakan tangan Kai yang sedang menggerayangi tubuhnya yang hanya tertutupi bra. Tapi sepertinya usahanya hanya membuat Kai semakin gencar menyakitinya saja.

“Yaaaa!” Haru berhasil merunduk yang sontak membuat pagutan Kai terlepas. Namun gadis itu hanya mengambil nafasnya, tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun karena belum bisa menerima kenyataan ini.
Kai kemudian menarik lengan Haru saat gadis itu hanya menatapnya dengan pandangan kosong, “Sepertinya aku membutuhkan tali – tali ini,”
Haru dihempaskan begitu saja di sebuah meja kayu yang berada di tempat yang paling pojok dan sedikit gelap. Padahal Kai bisa saja memakai ranjang atau hanya mengikat Haru di tiang – tiang yang tersedia namun entah kenapa Dia ingin memakai yang terburuk untuk Lee Haru.
“Tolong aku..” Raungan Haru pecah sudah, air matanya membanjiri wajah mulusnya sampai memerah sementara kedua tangannya masih menahan pergerakan Kai yang sedang melucuti sisa – sisa kain yang menutupi bagian sensitif Haru, “Kenapa kau melakukannya! Aaaaakkk,” Salah satu tangan Kai mengunci kedua tangan Haru keatas dengan Kasar lalu mencumbu lagi bibir gadis itu dengan melumat – lumatnya sampai Haru sulit untuk mengambil nafas. Seluruh tubuhnya menggeliat sekuat tenaga dengan menendang – nendangkan kedua kakinya yang sedikit mengangkang karena tubuh Kai.
Pria itu sungguh kesal dibuatnya, dia pun semakin mencengkram kedua tangan Haru memepet meja dan 1 tangannya meremas payudara Haru dengan sangat kuat.

Dan kelakuan Kai itu terjadi selama 3 menit lamanya membuat suara pekikan Haru semakin lama semakin melemah dan pergerakannya pun sudah tidak sekuat awalnya. Haru berusaha menyerah dengan masih terisak pelan, sepertinya Dia sudah sangat lelah memberontak karena kurangnya sirkulasi udara di sekitarnya.
Tapi itu justru membuat Kai semakin bersorak senang di dalam hatinya, karena hal itu memang sudah menjadi andalannya agar seorang gadis menjadi tak berdaya.
Melanjutkan aksinya, setelah Kai melepaskan pagutannya dan Haru langsung sibuk megap – megap dengan mata yang setengah terbuka, Kai lalu mengikat kedua tangan haru dengan tali yang diikat dengan berbagai simpul mati. Tangannya benar – benar sudah lihai melakukannya.
“Hiks–Lepaskan aku,” Nafas Haru tersengal, menatap Kai dengan mata basah dan wajah yang sangat memohon. Namun Kai tidak memperdulikannya sama sekali. Justru itu membuatnya semakin ingin menyiksa Haru.
Sebuah perjanjiannya dengan Klien mengatakan jika Klien itu menangis dengan perlakuannya maka Klien tersebut akan mendapatkan hukuman yang tidak tercantum di dalam perjanjian. Dan itu sudah harga mati untuk perjanjian yang dibuat langsung oleh Kai.
“Kau hanya perlu menjerit kesakitan saja, Haru-ya.. dan kau akan mendapatkan akibatnya jika terus menangis,” Kai berkata selembut mungkin namun Itu membuat Haru semakin menangis tersedu. Sambil menarik tangannya yang terikat Haru berkali – kali berteriak minta tolong. Membuat Jongin semakin geram saja, akhirnya dia pun menuruni meja jagal itu dan melepaskan pakaiannya.
Menyalakan sebuah lilin besar di atas lemari sedang berisikan berbagai jenis Sex Toys. Kai lantas membukannya, memikirkan penyiksaan apa yang akan ia lakukan pada Lee Haru??

 

 

To be continued..

Maapin ini emang belom kelar tapi berhubung ultah Jongin hampir slese(?) Aku post aja seadanya(?) Wkwkwkwkkw. Duh knp juga kerjaan kudu numpuk dih.. kezzeelll.. beberapa hari lagi tungguin lanjutannya yaaa, lights^^
Terimakasih sekian dan minta maap typos.. hehehe 😀

Author:

Only one Only Byun Baekhyun

460 thoughts on “[Twoshoot] Entangled Part 1-2

  1. serius aku kepo banget ama kelanjutannya. Jarang2 ada author yang berani bikin scene bondage. Boleh minta pw nya gak thor???

    Like

  2. First time baca ff genrenya gini, tapi sukaaaa >< asataga kaii wkwk. Penasaran chap 2 nya. Tapi di pw 😦 kak pw nya apa yah? 😅

    Like

  3. Keren bangeett.. Dan yg jelas berhasil bikin aku kepo!!
    Suka banget sih sama pemilihan bahasa sama kata nyaa, enak dibaca gituu…
    Btw kak, aku mau minta password buat yg selanjutnyaa..
    Sukses terus buat author!!

    Like

  4. Kok keren ya walaupun sadis. Duh bang kai bang kai kok kamu gitu sih, tapi aku suka. Next thor, semangat!!!!

    Like

  5. Isss parah sih kai .
    Ini ff nya bikin keringatan ya udh lama ga baca ff kai sekali baca dpt yg hot bgni😍😍😍

    Like

  6. Sumpah aku deg”an baca ini … fell nya dapet,jdi ikut bayangin jadi lee haru.. plus takut sendiri rasanya wkwk.. bagus bahasanya, eyd nya juga baguss.. jadi ga sabar baca yg part 2, tapi ntar malem aja.. biar lebih nyess wkwk

    Like

  7. Duhh lap keringat duluu baca Ff ini sambil bayangin film shades grey kayak giamana 😂😁😁 anyyeong.. Aku readers baru disini, seneng deh kalau authornya bisa kasih pw chapter 2 😔

    Liked by 1 person

tinggalkan jejak PLEASE!!!!! >-o

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.